Bangga Jilbaber Tak perlu Takut Pandangan Orang Fanatik

Pada dasarnya, hukum berjilbab bagi seorang wanita muslim adalah wajib seperti layaknya wajibnya sholat lima waktu bagi muslim yang sudah baligh. Kenapa wajib? Karena seperti halnya sholat lima waktu, perintah berjilbab pun ada dalilnya di dalam Al Qur’an, merupakan perintah yang datangnya langsung dari Allah SWT.

Di tengah masyarakat terjadi kerancuan antara jilbab, kerudung dan hijab.  Banyak di antara mereka yang menyamakan ketiganya, padahal ketiga hal tersebut adalah syariat yang berbeda.

Dalil wajibnya kerudung adalah al Qur’an surat An-Nuur ayat 31 :

وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ

“….dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung (khimar) mereka hingga (menutupi) dada mereka…” (QS. An-Nuur : 31).

Kerudung adalah kain yang digunakan untuk menutupi kepala sampai ke dada dengan menyisakan bagian wajah.  Kerudung ini adalah pakaian bagian atas bagi perempuan.  Kerudung berbeda dengan jilbab, yang diwajibkan dengan QS. Al Ahzab ayat 59 :

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab : 59)

Kata “jalaabiibihinna” dalam ayat ini adalah bentuk jamak dari “jilbaabun”. “Jilbaabun”, dalam kamus Al-Muhith adalah “milhaafah wa mulaa’ah”, yaitu baju yang serupa dengan mantel (menjulur), sedangkan dalam tafsir Ibnu Abbas, “jilbaabun” adalah kain penutup, atau baju luar seperti mantel (Tafsir Ibnu Abbas, hal 426). Jilbab juga berarti “baju panjang (mulaa’ah) yang meliputi seluruh tubuh wanita” (Tafsir Jalalain hal 248). Sedangkan dalam Shofwatut Tafaasir, Imam ash-Shobuni, Jilbab diartikan sebagai baju yang luas (wasi’) yang menutupi tempat perhiasan wanita (auratnya).  Hamka, ahli tafsir dari negeri kita sendiri mendefinisikan jilbab sebagai baju kurung yang panjang.

Berdasarkan penjelasan ayat ini, jelaslah bahwa makna jilbab adalah pakaian luar yang luas yang wajib digunakan oleh muslimah diluar pakaian rumahnya (mihnah), yang berbentuk seperti mantel (milhaafah atau mulaa’ah).  Jilbab ini adalah pakaian muslimah bagian bawah. Jadi jilbab bukan kerudung, karena diperintahkan untuk mengulurkannya ke tubuh, yaitu menutup bagian tubuh  ke bawah, bukan ke atas.

Sedangkan hijab, dalil yang dipakai adalah QS. Al Ahzab 53:

وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِن وَرَاءِ حِجَابٍ ۚ ذَٰلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ

Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang hijab (tabir). Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.

Makna hijab adalah tabir yang menghalangi perempuan dari penglihatan laki-laki, dalam berpakaian disebut juga burka atau cadar.  Hijab tidak wajib bagi muslimah karena dikhususkan untuk istri Rasulullah saw.  Ini nampak dari ayat Al Ahzab 53 secara lengkap yang artinya sebagai berikut :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah. “

Makna hijab, yakni penghalang,  tidak tepat untuk diterapkan pada kerudung dan jilbab, karena keduanya tidak menghalangi pandangan sama sekali dari laki-laki terhadap perempuan, melainkan masih menyisakan wajah dan dua telapak tangan yang boleh terlihat.

Dengan demikian, cara berpakaian muslimah yang benar adalah menggunakan jilbab dan kerudung yang menutupi seluruh tubuhnya kecuali muka dan kedua telapak tangan.

Lalu Bagaimana dengan fenomena jilbab tipis terawang dan Ketat???

Wanita yang mengenakan pakaian tipis, atau memakai busana ketat dan merangsang termasuk dalam kategori tabarruj. Nabi saw bersabda:

“Ada dua golongan manusia yang menjadi penghuni neraka, yang sebelumnya aku tidak pernah melihatnya; yakni sekelompok orang yang memiliki cambuk seperti seekor sapi yang digunakan untuk meyakiti umat manusia; dan wanita yang membuka auratnya dan berpakaian tipis merangsang, berlenggak-lenggok dan berlagak, kepalanya digelung seperti punuk unta. Mereka tidak akan dapat masuk surga dan mencium baunya. Padahal, bau surga dapat tercium dari jarak sekian-sekian.” (HR. Imam Muslim).

Dan juga sabda Rasul saw:

“Betapa banyak wanita-wanita yang telanjang, berpakaian tipis merangsang, dan berlenggak-lenggok. Mereka tidak akan masuk ke dalam surga dan mencium baunya.” (HR. Imam Bukhari)

Berpakaian tipis adalah berpakaian namun masih menampakkan warna kulitnya.  Seperti mengenakan kerudung tipis yang masih menampakkan rambut di bawahnya.  Hal yang sama hukumnya adalah berpakaian ketat sehingga membentuk lekuk tubuhnya, seperti yang banyak kita jumpai, perempuan mengenakan baju lengan panjang dan kerudung, tetapi mengenakan celana ketat yang membentuk kakinya.  Bahkan ada yang mengenakan celana ketat sewarna kulit sehingga dari jauh seperti telanjang.

Begitu juga perempuan yang melilitkan kerudung atau mengenakan penutup leher yang ketat membentuk leher, dengan atau tanpa kerudung luar yang biasanya tipis.

So, Kita sebagai umat Muslim yang benar-benar sudah tau syariat’Nya tidaklah tepat mengikuti gaya trend masa kini hanya karena takut dibilang kuno, hanya karena takut banyak orang fanatik menjauh dari kita sebab mereka anggap kita tak wajar. Tapi banggalah terhadap hukum syariatNya gaya Islam yang melindungi kita. Bukan gaya barat yang menyesatkan kita.

Barokallohufiikium..

 

Ghazwul Fikr

 

Ibu Guru berjilbab rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang mendidik murid-muridnya dalam pendidikan Syari’at Islam. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Ibu Guru berkata, “Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah “Kapur!”, jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah “Penghapus!” Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya, kian lama kian cepat.

Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, “Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah “Penghapus!”, jika saya angkat penghapus, maka katakanlah “Kapur!”. Dan permainan diulang kembali. Maka pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya.

“Anak-anak, begitulah ummat Islam. Awalnya kalian jelas dapat membedakan yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Namun kemudian, musuh musuh ummat Islam berupaya melalui berbagai cara, untuk menukarkan yang haq itu menjadi bathil, dan sebaliknya.

Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kalian menerima hal tersebut, tetapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika.”

“Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, sex sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup, korupsi menjadi kebanggaan dan lain lain. Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya. Paham?” tanya Guru kepada murid-muridnya. “Paham Bu Guru”

“Baik permainan kedua,” Ibu Guru melanjutkan. “Bu Guru ada Qur’an, Bu Guru akan meletakkannya di tengah karpet. Quran itu “dijaga” sekelilingnya oleh ummat yang dimisalkan karpet. Sekarang anak-anak berdiri di luar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur’an yang ada di tengah dan ditukar dengan buku lain, tanpa memijak karpet?” Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain, tetapi tak ada yang berhasil.

Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur’an ditukarnya dengan buku filsafat materialisme. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet. “Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya. Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak kalian dengan terang-terangan. Karena tentu kalian akan menolaknya mentah-mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tetapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga kalian tidak sadar. Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina pundasi yang kuat. Begitulah ummat Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau fondasinya dahulu. Lebih mudah hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dahulu, kursi dipindahkan dahulu, lemari dikeluarkan dahulu satu persatu, baru rumah dihancurkan…”

“Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kalian. Mereka tidak akan menghantam terang-terangan, tetapi ia akan perlahan-lahan meletihkan kalian. Mulai dari perangai, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun kalian itu Muslim, tetapi kalian telah meninggalkan Syari’at Islam sedikit demi sedikit. Dan itulah yang mereka inginkan.”

“Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak Bu Guru?” tanya mereka. Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tetapi sekarang tidak lagi. Begitulah ummat Islam. Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur. Tetapi kalau diserang serentak terang-terangan, baru mereka akan sadar, lalu mereka bangkit serentak. Selesailah pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdo’a dahulu sebelum pulang…”

Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya.

***

Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (perang pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh-musuh Islam. Allah berfirman dalam surat At Taubah yang artinya: “Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, sedang Allah tidak mau selain menyempurnakan cahayaNya, sekalipun orang-orang kafir itu benci akan hal itu.” (9:32).

Musuh-musuh Islam berupaya dengan kata-kata yang membius ummat Islam untuk merusak aqidah ummat umumnya, khususnya generasi muda Muslim. Kata-kata membius itu disuntikkan sedikit demi sedikit melalui mas media, grafika dan elektronika, tulisan-tulisan dan talk show, hingga tak terasa.

Maka tampak dari luar masih Muslim, padahal internal dalam jiwa ummat, khususnya generasi muda sesungguhnya sudah ibarat poteng (tapai singkong, peuyeum). Maka rasakan dan pikirkanlah itu dan ingatlah bahwa dunia ini hanya persinggahan sementara, ingatlah akan Hari Pengadilan. WaLlahu a’lamu bishshawab.

H.Muh.Nur Abdurrahman

Kolom Tetap Harian Fajar, dengan judul ‘Permainan Ibu Guru’ dari milist Faktual

 

Sistem Penilaian Kurikulum 2013

Bagi para pejuang di dunia pendidikan perlu anda ketahui bahwa Kurikulum 2013 sangatlah jauh berbeda dengan kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Kurikulum ini menggantikan KTSP yang diterapkan sejak 2006 lalu. Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan.Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik dipilih sesuai dengan pilihan mereka.Kedua kelompok mata pelajaran tersebut (wajib dan pilihan) terutama dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan menengah (SMA dan SMK) sementara itu mengingat usia dan perkembangan psikologis peserta didik usia 7 – 15 tahun maka mata pelajaran pilihan belum diberikan untuk peserta didik SD dan SMP.Adapaun sistem atau pedoman penilaian yang digunakan dalam Kurikulum 2013 juga berbeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. untuk itu saya sajikan sistem penilaian Kurikulum 2013, monggoh di unduh

http://downloads.ziddu.com/download/23987722/penilaian-2013.pdf.html

Error and Mistake

Synonyms are two or more different words that bear the same or similar meaning. However, there are appropriate ways to use the words, and this will often depend on the context.

‘Error’ and ‘Mistake’ are two of these words. Both of the words mean: “A wrong action attributable to bad judgment, or ignorance, or inattention”. Many use these words interchangeably, which can be right for certain situations, but some would deem a particular word as more appropriate than the other.

As what has been said earlier, the context will dictate the proper usage. ‘Error’ and ‘mistake’ fall into the same category. Many say that ‘error’ is more severe. It is due to miscalculation and wrong judgment, that ‘mistake’, on the other hand, is less in gravity, as people normally make mistakes. However, there are also many people who will argue with this dissection.

It is highly acceptable to use ‘error’ in formal or technical contexts. In scientific or highly technical terms, the word ‘error’ is more suitable. In the world of computing and programming, ‘error’ is the more fitting term to indicate a mistake, or fault, particularly in coding and processes. ‘System Error’ sounds better than ‘System Mistake’, doesn’t it?

‘Mistake’, on the other hand, is used more in casual English conversation. Though ‘error’ may still be used in exchange, it will often sound unnatural, or technicalese. It would be awkward to say something like: “It was all an error. I am sorry!”, to your girlfriend. The more natural sounding statement would be: “It was all a mistake. I am sorry!”

In terms of etymology, the words are more deeply differentiated. The word ‘error’ came from the latin word ‘errorem’ or ‘errare’, which means ‘to wander or stray’. The root of the word ‘mistake’, nails the meaning more correctly. It is from the old Norse word, ‘mistaka’, which means ‘mis’ (wrong) and ‘taka’ (take). As a whole, it means ‘wrongly taken’.

Summary:

  1. Some may consider ‘error’ to be much more severe than ‘mistake’.
  2. The term ‘error’ is more suitable for more formal contexts, while ‘mistake’ is used more extensively in casual conversations.
  3. Etymology suggests that ‘error’ was from a latin word which means ‘to wander or stray’, while ‘mistake’ is from an old Norse word, which means ‘wrongly taken’.

Merindukan Cinta

Segala puji bagi Alloh yg telah menjanjikan kebahagian akhirat yang abadi kepada siapa saja yang melakukan kebaikan dan membersihkan mensucikan jiwa raga. Sehingga banyak orang berderet bahkan berbondong ingin mereguk kebahagiaan itu betapapun sulitnya laku liuk medan menuju jalan yg ditempuh.
Alloh Ar-Rohman Ar-Rohiim, kepadaNYA hamba hamba bersungkur beralas khusyu’ dan tawadlu’ mengharap harap kasih sayang dan cinta kasih dariNYA.
Dunia yang menua kini semakin fana, sajikan kemakmuran dan kemewahan yang mengundang selera. Manusia kini mampu lakukan apa saja, bahkan bertindak dan berperilaku “seperti Tuhan”. Menciptakan robot, kembaran makhlukNYA, bayi tabung, bahkan mesin pengganti peran tangan kaki dan otak manusia. Namun tiada kebahagiaan bagi mereka, jiwanya gersang hati penuh kegelisahan. Sayang, hanya sebagian kecil dr mereka yg sadar bahwa hidup bersama kemewahan materi dan kecanggihan teknölogi tak akan membawa kebahagiaan. Pada akhirnya marilah kita kembali padaNYA berlari mendekat pdanNYA merengguk kesejukan kasìh sayangNYA dalam pelukanNYA, dengan dzikir penenang jiwa, meninggalkan kesibukan dalam kemewahan dunia menuju cahaya ma’rifatillah.
Salam ukhwah.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk memajukan dunia pendidikan. Tak ubahnya seorang guru yang sekarang dituntut untuk mampu mengembangkan kemampuannya di bidang mengajar agar lebih kompeten. Salah satunya guru harus mampu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran atau kita sering menyebutnya RPP. RPP yang seperti apa? RPP yang berkarakter tentunya. Nah untuk kali ini penulis mencoba menyajikan contoh beberapa RPP berkarakter pendidikan Bahasa inggris, semoga bermanfaat:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah                     : SMA Ma’arif I Metro

Mata Pelajaran                   : Bahasa Inggris

Kelas/ Semester                : XI/2

Alokasi Waktu                     : 2x 45 Menit (1x pertemuan)

Topik Pembelajaran          : Narrative Text

Ketrampilan                         : Reading

Pertemuan ke                     :1

  1. Standar Kompetensi

 

Membaca

11  Memahami makna teks fungsional pendek dan esei berbentuk   narrative, spoof  dan hortatory exposition dalam konteks kehidupan sehari-hari  dan untuk mengakses ilmu pengetahuan

        Menulis

12  Mengungkapkan makna dalam teks fungsional pendek dan esei berbentuk narrative, spoof  dan hortatory exposition dalam konteks kehidupan sehari-hari

  1. Kompetensi Dasar

11.2 Merespon makna dan langkah retorika dalam esei yang menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari  dan untuk mengakses ilmu pengetahuan dalam teks berbentuk   narrative, spoof, dan hortatory exposition

12.2 Mengungkap-kan makna dan langkah retorika dalam esei dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari  dalam teks berbentuk:  narrative, spoof, dan hortatory exposition

 

  1. Indikator

Indikatoor Pencapaian Kompetensi

Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa

Merespon wacana monolog text : Narative

Mengidentifikasi makna yang ada  dalam teks narative yang dibaca

Mengidentifikasi langkah-langkah retorika dari teks

Menggunakan kalimat past

Senang membaca, Komunikatif, Teliti, Kreative, Kerja keras, Mandiri.

  1. Tujuan Pembelajaran
    • Siswa mampu mengidentifikasi berbagai aspek dari teks seperti isi, struktur teks.
    • Siswa dapat mengidentifikasi makna yang ada dalam teks  yang dibaca
    • Siswa dapat mengidentifikasi langkah-langkah retorika dari teks
  1. Materi Pokok

1.    Narrative Text

Narrative text is a kind of text to retell the story that past tense. The purpose of the text is to entertain or to amuse the readers or listeners about the story

 

The generic structure of Narrative text:

1.             Orientation: It set the scene and introduce the participants (it answers the question: who, when, what, and where).

2.             Complication: Tells the problems of the story and how the main characters solve them.

3.             Resolution: The crisis is revolved, for better or worse.

4.       Re-orientation: The ending of the story.

The Legend of the Kesodo Ceremony

Once upon a time on Mount Bromo, East Java, there was a couple living there. The new couple wanted to have a child. They had married for a long time but they hadn’t got a baby. Every time they prayed to the Gods, asking for a child.

One day, there was a loud voice in the sky when they were praying.

“You are going to born a baby, and later you will birth too many children. But I have a requirement for you to obey, if you really want to have children”, said the voice.

“Whatever you ask, my Lord”, the couple answered, “We will do it”,

“You must sacrifice your first son for the gods”.

The couple agreed to sacrifice their first son in the time that was asked by the voice. Then, the wife got pregnant and gave birth to a son. The baby grew up into a handsome, taught man. He was named Kesuma. The couple loved Kesuma very much. The wife gave birth to eleven more children after Kesuma. And, they forget their promise to sacrifice their first son to the god.

One day, the volcano erupted. Before that, there were series of earthquakes followed by thunders in the sky. The sky was very dark, as if it was going to fall down. On the next occasion, there was a voice in the sky, reminding the couple about their promise. The couple was very afraid, but they just couldn’t sacrifice their beloved son, Kesuma. However, because the earthquakes and the thunders were becoming more and more horrifying, Kesuma couldn’t let his family and all the people in the village die.

Kesuma knew the situation. Then he said to his parents. “I would sacrifice myself in order that our family and all the people in our village will live in peace. For the next times, you all have to sacrifice animals and crops to the gods.” Then he jumped onto the crater of the volcano. Amazingly, the earthquakes and the eruption stopped at once.

1.     What does the first paragraph talk about?

a. The earthquakes and thunders in the sky

b. The voice in the sky                                     

c. The couple’s promise

d. The condition of the volcano on one day sky                           

e. The condition of Kesuma’s family

2.     How is Kesuma’s personal characteristic?

a.    Melancholic                c.tragic           e.shameful                       b.    Heroic                      d. fearful

3.     What problem was faced by Kesuma’s parents?

a. They had to give sacrifices for the Gods

b. They couldn’t get a baby after getting married for a long time

c. They couldn’t bring all of their children to the Gods to be sacrificed

d. The villagers would force them to sacrifice themselves

e. They couldn’t save all their children from the earthquake

4.     What lesson can we get from the story?

a. Kesuma is very brave

b. Kesuma’s parents loved him very much

c. Every one must keep his promise

d. A promise must be said clearly

e. Gods want sacrifices from the people.

5.     “The baby grew up into a handsome, tough man.” What is the synonym of the underlined word?

a. strong    b. handsome     c. hard              d. very firm

e. easily offended

  1. Metode Pembelajaran / teknik:

Cooperative Teaching and Learning

  1. Strategi Pembelajaran

Tatap Muka

Terstruktur

Mandiri

  • Siswa mampu mengidentifikasi makna yang ada dalam text narrative yang dibaca
  • Membahas unsur dan langkah retorika dalam teks narrative
  • Membahas ciri-ciri leksikogramatika dalam teks.

 

  • Siswa mampu menganalisa berbagai aspek dari teks seperti isi, struktur teks, dalam kelompok.
  • Siswa membaca sebuah teks narrative yang diberikan oleh guru dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan teks tersebut , dalam kelompok.
  • Siswa mencari teks-teks narrative pendek (how to make, how to use, dan how to do something) berbahasa Inggris tertulis yang lain dari surat kabar, majalah dan dari internet, serta mempelajarinya dari segi tujuan komunikatif, generic structure, dan language features, serta content-nya

Langkah langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan (5 menit)

  1. Mengucapkan salam dengan ramah ketika masuk ruang kelas
  2. Mengecek kehadiran siswa
  3. Apersepsi
  4. Memotivasi siswa
  5. Menyampaikan tujuan pembelajaran
  6. Menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan

 Kegiatan Inti (80 menit)

 

Eksplorasi (15 menit)

  • Siswa membaca contoh teks narrative yang ditampilkan, dibagi, atau dari buku.
  • Siswa dan guru mendiskusikan materi mengenai teks narative
  • Guru menjelaskan unsur dan langkah retorika  dan ciri lexico grammatica dalam teks narrative
  • Guru menjelaskan langkah pembuatan teks narrative.

Elaborasi (50 menit)

  • Guru membuat kelompok  dan membagi teks narrative sejumlah  kelompok
  • Siswa bekerja dalam kelompok untuk membahas generic structure dan isi teks berupa topik teks, gagasan utama suatu paragraf dalam teks tersebut, informasi rinci, informasi tertentu, dan makna kata-kata tertentu.
  • Menjawab soal-soal tentang text yang dibahas

Konfirmasi (15 menit)

  • Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan siswa dalam mengerjakan tugas
  • Guru menjadi narasumber dan fasilitator menjawab pertanyaan peserta didik dalam memahami teks dan penggunaan struktur text narrative serta menggunakan Simple Past tense dalam text narrative.
  • Guru meminta siswa untuk membuat teks narrative sebagai tugas diluar kelas.
  • Guru memberi motivasi siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran berikutnya.

Kegiatan Penutup (5 menit)

1.  Membuat kesimpulan tentang materi yang sudah dipelajari hari itu.

2.  Guru meminta siswa untuk membuat teks narrative sebagai tugas rumah

3.  Melakukan refleksi terhadap jalannya proses pembelajaran pada hari itu.

4. Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan datang.

  1. Sumber/Bahan/Alat
  • Kamus
  • Bahan Internet
  • Buku Interlangguage
  1. Penilaian

I. Indikator        :- Merespon wacana text

–  Mempraktikkan pembuatan teks narrative

Teknik          : Tes tertulis

Bentuk : Pertanyaan pilihan ganda, tugas essay pembuatan narrative text.

II. Instrument:

The Lion and the Mouse

Once when a Lion was asleep a little Mouse began running up and down on his face; this soon wakened the Lion, who placed his huge paw upon him, and opened his big jaws to swallow him. “Pardon, O King,” cried the little Mouse: “forgive me this time, I shall never forget it: who knows but I may be able to do you a turn someday?” The Lion was so tickled at the idea of the Mouse being able to help him that he lifted up his paw and let him go.

Some time after the Lion was caught in a net, and the hunters who desired to carry him alive to the King, tied him to a tree while they went in search of a waggon to carry him on. Just then the little Mouse happened to pass by, and seeing the Lion in the net she went up to him and soon gnawed away the ropes that bound the King of the Beasts, and then she said, “Was I not right?”

1.  What problem did the little mouse have?

a. She was trapped in a net

b. The lion caught her

c. She gnawed the ropes

d. She was caught by hunters

e. She didn’t have food

2.  What problem did the lion have?

a. The mouse awakened him

b. He was killed by some hunters’

c. He couldn’t get the mouse

d. He was caught in a net

e. The mouse gnawed the ropes

3.  What did the mouse mean when he said, “who knows but what I may be able to do you a turn some of these days?”

a. The mouse would give the lion some food

 b. The mouse would help the lion some day

c. The mouse release the lion from a danger

d. The mouse would not run over the lion’s face

e. The mouse would turn to the left direction

4.  What did the mouse do to help the lion?

a. She ran up and down on his face

b. She cried and begged the lion

c. She cut the ropes with a knife

d. She asked the hunters to help her

e. She gnawed the ropes

5.  “…she went up to him and soon gnawed away the ropes that bound the King of the Beasts, and then she said, “Was I not right …” (last line). What does the underlined word refer to?

 

a. The lion

b. The mouse

c. The King

d. The hunters

e. The monster

III. Pedoman Penilaian:

Pedoman penskoraan: masing-masing soal jika di jawab benar dengan proses yang benar mendapat skor 2.

Perhitungan nilai akhir

dalam skala 0 – 100 sebagai berikut :

Skor Perolehan

Nilai Akhir:        ———————  X 100

Skor maksimal

Untuk pensekoran tugas pembuatan narrative text, perhitungannya sebagai berikut:

90     :Jika penggunaan kalimat benar, tanda baca benar, tulisan benar, penggunaan ungkapan waktu benar, dan coheren.

80   :Jika penggunaan kalimat benar, tanda baca benar, tulisan benar, penggunaan ungkapan kurang tepat, kuarang coheren.

70   : Jika penggunaan kalimat kuarng tepat, tanda baca kurang tepat, tulisan kurang tepat, penggunaan ungkapan waktu kurang tepat, kuarang coheren.

Mengetahui

Guru Pamong

SITI NURKHOTIMAH, S.Pd.Ing

NIP. 19670717 199203 2 010

Metro, 08  Februari 2012

Praktikan

FARIDHATUL MUAWANAH

NPM. 0845167

Mengatahui

Kepala SMA Ma’arif I Metro

Drs. SUKIMAN

NIP. 19600104 199003 1 006

Announcement .RPP

Expressing Annoyence.RPP

Expressing Thanks.RPP

Modal.RPPNarrative Text Reading.RPP

News item.RPP

Pamphlet. Poster, Banner.RPP

Spoof Text.RPP

Complex Sentence .RPP

Expressing Anger.RPP

Hartotary Exposistion.RPP

Invitation .RPPPassive Voice.RPP

Descriptive (Speaking) .RPP

Recount Text.RPP

Morphology

A. The Meaning of morphologi

Morphologi is the science that study of form of word and study about the rules how the words are formed.

There are many kinds part of grammar that is concerned with word:

  • Lexicon

Lexicon is about how words are placed and what the meaning of different part of speech of word

  • Word

Word is the smallest unit form in language that can be classified an part of speech (noun, adjective, verb, etc).

  • Morpheme

Morpheme is the simple word that cannot be broken  down  into smaller form, it has the meaning or function.

  • Simple word

Simple word is the word that consist of one morpheme

Example: home, cat, bird

  • Complex word

Complex word is the word that consist of more than one morpheme

Example: hospitalizations = hospital – iz –ation – s (consist of 4 morphemes)

Gentleman = gentle – man (consist of 2 morphemes)

  • Free morpheme

Free morpheme is the morpheme that can stand alone to get the meaning and function.

Example : book (buku) = noun

Make (membuat) = verb

Tall (tinggi) = adjective

Etc.

  • Bound morpheme

Bound morpheme is the morpheme that must attaché to another word to get the meaning of word, it cannot stand alone.

Example: er, fy, ly, ion, nes, etc (they don’t have the meaning )

B. Function of Morpheme

Morpheme have the function to give information about grammatical function.

Example:

-preposition = in, of, on, to, with, behind,etc

-article = the, a, an

-pronoun = I, you, he, she,they, we, etc

-auxiliaries = will, am, is, are, was, were, etc.

-inflectional affixes = ..s, ..ing, …ed.

Allomorph is the variant of morpheme that have the function to express how manner to pronounce singular word and express indefiniteness.

Example: English indefinite article = a, an.

English plural = s, z, es

Cats (cats), dogs (dogz),

Word structure :

  •  Root : the word that has component of meaning and cannot be broken into small units

Example: nation, create, act, etc

  • Stem : the form to which an affix is added.

Example: hospitalized = hospital – liz- ed.

hopeless = hope – less

hunter = hunt – er.

  • Lexical category : the function of part of speech (noun, adjective, verb, preposition).
  • Affixes : a morpheme that cannot stand alone and doesn’t have the lexical category.

Example : _s , _ion, _ness, _ful (as the suffix)

Un_ , Ir_ , Im_ (as the prefix)

Etc.

  • Derivation : an additional process of affix that can change the meaning or the function of the word.
  • Compounding : the process to combine two or more word
  • Inflectional Affix : Affix that can modification the word form can be identified the various grammatical information.

C. Morpheme

The word that can be broken down into smaller form has a meaning and function.

For example:

A word that consist one morpheme:  hard, farm, easy, build , clear,express, practice, doubt ,imagine,etc

A word that consist more than one morpheme:

– loudly = loud + ly                             (two morpheme)

– farmer = farm + er                            (two morpheme)

– unbreakable = un + break + able       (three morpheme)

– careful = care + ful                           (two morpheme)

Two kinds of morpheme:

  1. Bound Morpheme

Bound Morpheme is the kind of morpheme that cannot stand alone must attach with the other word to modify it.

Example:

  • …s = ~ as the additional to express plural number

(pen- pens), (ring -rings), (flower -flowers), (pillow -pillows), etc.

  • …ed = ~ as the additional to express tenses.

(studied), (walked), (turned), (washed), (cleaned), (weared), etc.

  • …er = ~ as the affix to modify verb to noun

(farm – farmer), (design -designer), etc.

~ as the affix to express comparative.

(happy – happier), (great – greater), etc.

  • …est = ~ to express superlative.

(big – bigest), (small – smallest), (soft – softest), etc.

  • …ly = to modify adjective to adverb.

(careful – carefully), (easy – easily), (strong – strongly), etc.

  • Un…= to express opposite meaning.

(break – unbreak), (comfortable – uncomfortable), etc.

  • Im…= to express opposite meaning.

(possible – imposible), etc.

  • Etc.
  1. Free Morpheme

Free morpheme is the kind of morpheme that can stand alone without attach with the other affix and have the function of word in the grammatical.

Example:

  • Preposition : with, of, behind, between, to, etc.
  • Determiner : the, A, An.
  • Conjunction : and, while, or, that, etc.
  • Pronoun : she, he, we, you, they,etc
  • Modal : will, can, need, use, should, etc.
  • Auxiliary : is, are, was, were, has, have, etc.
  • Think : book, pan, hand, body,etc
  • Root : write, farm, day, far, slow, etc.
  • Etc.

There are the sample of using bound morpheme and free morpheme to get the differences.

Free Morphemes Bound Morphemes
  • They
  • You
  • She
  • He
  • Work
  • Walk
  • With
  • Happy
  • Loud
  • Hard
  • Day
  • Year
  • Slow
  • Paper
  • Near
  • Far
  • Fast
  • Home
  • Rule
  • Easy
  • Farm
  • Drive
  • Clean
  • Clear
  • Neither
  • Either
  • Break
  • Bad
  • Bath
  • Some
  • One
  • Two
  • Car
  • God
  • Good
  • Gues

 

  • Hardly (hard-ly)
  • Builder (build-er)
  • Careful (care-ful)
  • Doubtful (doubt- ful)
  • Clearly  (clear-ly)
  • Expressly (express-ly)
  • Comfortable (comfort-able)
  • Kindness (kind-ness)
  • Happiness (happy-ness)
  • Fertilizer (fertilize- er)
  • Correctness (correct-ness)
  • Unity (unit-y)
  • Unverbal (un- verbal)
  • Unequal ( un-equal)
  • Uneasiness (un- easy- ness)
  • Slowly (slow-ly)
  • Loudly (loud-ly)
  • Unbreak (un-break)
  • Unbreakable (un- break- able)
  • Daily ( day-ly)
  • Countable (count-able)
  • Uncountable ( un-count-able)
  • Irregular ( ir-regular)
  • Irrelevant (ir-relevant)
  • Reciprocally (reciprocal-ly)
  • Primary ( primar-ry)
  • Illness ( ill-ness)
  • Dangerous (danger-ous)
  • Original (origin-al)
  • Exhibition (ex-habit-ion)
  • Strongly (strong-ly)
  • Appreciation (appreciate-ion)
  • Enjoyable (enjoy-able)
  • Imaginative (imagine-tive)
  • Driver (drive-er)
  • Farmer (farm-er)

Allomorph

Allomorph is

Allomorphs are the variant form of morpheme that have different of sound in pronounce them.

Allomorph can change the pronunciation of the word when attach of this word.

In English there are In,Im,Il, Ir that give the negative meaning.

The differences of bound morpheme and allomorph are:

Bound morpheme is a morpheme that can’t stand alone, it’s mean that it must attached to the other unit.

Cat +’s’= cats (to express plural number)

Allomorphs are the variant form of morpheme that have different of sound in pronounce them. It’s mean that they have different symbol of phonetic, although they have same meaning.

For example:

Cat +’s’ =cats

Dog+ ‘s’=dogs

‘s’ in above as a morpheme (bound morpheme) because ‘s’ because ‘s’ has meaning in that context, the meaning is more than one

But if we pronounce them, for example:

Cats {kaets}

Dogs {dogz}

‘s’ above as allomorph because ‘s’ has different sound and different symbol of phonetic, although has same meaning

AFFIX

Affix is the kinds of morpheme that cannot stand alone and attach in front or behind or within a root or steam.

There are many types of affix:

1 Prefix

Prefix is the type of affix that must attach in front of the root or steam and it can change the meaning of the word usually change to the opposite meaning.

For example:

Countable (bisa dihitung)—-Un + countable = uncountable (tidak bisa dihitung)

Possible (mungkin)—-Im+possible = impossible (tidak mugkin)

2, Infix

Infix is the type of affix that attached or inserted within the root or steam.

For example:

InIndonesialanguage:

Peran               = p+em+eran= pemeran

Kudung           = k+er=udung= kerudung

Gembung        = g+el+embung=gelembung

Kerja               = k+in+erja= kinerja

Baru                = b+ah+aru= baharu

Beside of the example in the top, we can get the conclusion that there are many kinds of infix, such as em,er,el,in,ah.

3. Suffix

Suffix is the type of affix that attached behind of the root or steam and it can modify the meaning and the structure of the word.

For example:

Beauty                                     = beauty+ful= beautiful

(the meaning is kecantikan)                            (the meaning is cantik)

(the structure as a noun)                                  (the structure as an adjactive)

4. Suprafix

Suprafix is the type of affix that have a tone and stressing on the pronounce to change to the differ where is a noun, where is a verb.

For example:

U’nite (verb) — ‘unit (noun) make stressing in pronoun it.

Produce /pro;dju;s/ (noun)— /pre’dju;s/ make differ in pronoun it.

5. Circumfix

Circumfix is the type of affix that attached in front and behind of the root or steam. Circumfix is an affx that as a pair.

For example:

In English :      a— ing             In Indonesia:   ke—an= kesultanan

Em—en                                   pe—an= pekerjaan

e—en                                       ber—an= berjualan

ber—kan= berlapiskan

6. Simulfix

Simulfix is the type of affix that cange or replacement of vowel or consonant that can change the meaning of the word.

For example:

Datum (satu data) = data (data-data)

That (itu) = this (ini)

Drink (in the present) = drunk (in the past).

7. Separable Affix

Separable affix is the type of affix that can move of affix from the location to the other location in a root or steam.

For example:

In German language:

An = ankomen (to arrive)

The location of an move to be = komma an (arrive)

8. Derivational Affix

Derivational Affix is the type of affix that attach to the root or steam and can change the meaning and the gramatical of the word.

For example:

Speak (bicara) as a verb = speak + er = speaker (pembicara) as a noun

Soft (lembut) as an adjective = soft + ly = softly (kelembutan) as a noun.

9. Inflectional Affix

Inflectional Affix is the type of affix that can express the grammatical category such as to express a temporal condition.

For example:

If we will say something that in the future, we can add ‘will’ before the root or the steam.

If we will say something that the event in the past, we can  add ‘had’ before the root or the steam.

But inflectional affix cannot change the grammatical category.

Example:

Visit (verb) – visited (verb)

Car (noun) – cars (noun)

Great (adjactive) – greater (adjactive)

The difference of inflectional affix and derivation :

Inflexional affix
–          doesn’t change the grammatical categorypillow(noun) – pillows (noun)listen (verb) – listening (verb to express continous) Can change grammatical categoryHappy (adjc) – happiness (noun)Listen (verb) – listening (noun)

Ex: Listening music is my hoby

 

Lexical Category

Lexical category is called word class in grammatical function.

There are the kinds of lexical category :

  1. Open word class

Open word class is the word that accept the addition of new items as the process of compounding, derivation, borrowing.

They are:

Noun, adjective, adverbs, interjection, verb, particle, pronoun, cardinal number,etc

  1. Close word class

Close word class is the word that can be adding something.

v  NOUN

Noun is the word that express of person, thing, place, event, quality, idea that have the function as the subject or object of the sentence.

The classification of noun:

  • proper noun

proper noun is called proper names that denote a particular, person, place, or thing example:John,Indonesia, etc.

  • common noun

common noun is the word that describe a class of entities that is paired with a number or other word.

Example :

The third floor, the tea cup, etc.

  • countable noun

countable noun is the noun that can count and can take plural number

example:

chair, car, fish, etc.

  • uncountable noun

uncountable noun is noun that the quantity can’t be counted.

Example: sugar, salt, soil, biology, mathematics, etc.

  • collective noun

collective noun is the specific word used to explain the group of people, animal, or something.

Example ; the athlete ofIndonesia(athlete as the collective noun)

  • concrete noun

concrete noun is noun that can be seen on our five sense about the shape, texture, color, flavor,etc.

example : house, horse, blood, hand, Mr. Smith, hamburger, etc

  • abstract noun

abstract noun is noun haven’t  shape, color, texture, flavor, and the others that can be seen.

Example ; heart, love, agreement, quality, relationship, etc.

v  Adjactive

Adjective is a word that tells us more about noun or pronoun.

Example : adjective modified noun “the old man” (old as the adjective that explain the man).

Position of adjective :

– after certain verb (It is hard)

– before a noun (I like Javanese food)

Adjective phrase:

Adjective phrase is two or more word that the head of word is adjective.

Example : very strong, more beautiful

Attribute adjective.

Attribute adjective is noun phrase that have the function as adjective.

Example : the young women.

Predicative adjective

Predicative adjective is adjective that have the function as the predicate in the sentence.

Example ; The women are young.

Adverb

Adverb is a word that has the function to explain more about verb, adjective, clause,  sentence.

Adverbial is called the function of adverb.

There are the samples of adverb:

  1. adverb of manner (happily, softly,quickly,etc)

the position of adverb after the verb.

Example: she dance beautifully.

The position adverb before the verb.

Example; the teacher looked at students suspiciously.

  1. adverb of time (soon, now, last, next)

adverb that explain when.

Adverb of time is placed in front or the end of sentence.

Example; he is studying in library now

but sometimes it is pleaced in the middle of sentence

example: I’ve just finished.

  1. adverb of place (there, here,etc)

adverb that explain where.

Adverb of place usually placed in end position.

Example: they come here.

But we can move them in front of the sentence to introduce the theme or topic, usually it is happened in descriptive writing and report.

Example: In the garden, Mary built a tree house.

  1. adverb of degree( more, very, barely,etc)

example; he is very handsome

adverb of “well”:

adverb of well can express as adverb of manner and adverb of degree.

Example;

He write well (as adverb of manner)

She know the toy well (as the adverb of degree)

v  Interjection

Interjection is the word that is often pronounced as the expression of our emotional.

They have no grammatical fuction but sometimes we use them more in speaking than writing.

Example:

Yeah…! (to express the succes)

Ups…! (to express the mistake)

Oh My god..! (to express surprise)

Cuit-cuit (to express interested with someone)

Etc.

v  Verb

Verb is the word to denote action.

Example: bring, wear, eat, drink, etc

The kinds of verb:

–          intransitive verb : verb that is not followed by object.

Example; she falls.

–          transitive verb : verb that is followed by object.

Example ; she loves me

–          Distransitive verb : verb that is followed by two object.

Example; my mother gives me advice.

Copula is the word that is used to liken subject with the predicate.

Example: is,are,was, remain, seem, become, etc.

Verbal noun

Verbal noun is noun that denote action of the verb

Example:

Gerund (speaking, reading, listening, writing, eating, etc)

To infinitive (to read, to listen, to drink, to write,etc)

Verbal adjective is called participle

Auxiliary verb is verb that have the function as passive, progressive, perfect, modal, dummy.

  1. Passive verb

Auxiliary verb be that is used with a past participle

Example; the window was closed

(it’s mean that someone or something closed it)

  1. progressive verb

auxiliary verb be that is used with present participle to form the continues.

Example; she is singing in the stage now.

  1. perfect verb

auxiliary verb that is used with a past participle to form perfect.

Example; I have finished the assaignment .

  1. Modal

Example; can, may, shall, will, must

  1. dummy

example; do, does, has, should (the word that is as introgativequetion)

v  Conjunction

Conjunction is a word that “join”.

Coordinating conjunction : and, but, or, nor, for, yet, so,etc.

Correlative conjunction : both, and-either, but-also, etc

Subordinating conjunction : although, because, since,unless.

v  Determiner

Noun modifier that is express of quantity.

Example; the,a, an, few, little, many,much,etc

v  Measure word

Measure word that is combined by numerial to denote the countable noun

Example;

A cup of tea, a piece of cake, etc.

v  Adposition

The variety of affixes that is attached in noun phrase.

Example; they are in the class.

v  Preposition

Example; of, with,from,in, on, over, through, to, behind, etc

v  Postposition

Example; thereafter, wherein, what for?,etc

v  Ambiposition

Sir.. I can’t explain it.

v  Circumposition

I don’t understand it.

v  Pronoun

Pronoun is the word that is used to replace of noun.

Example: he,she,it,they,etc

PERAN BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH

  1. A.    Peran bimbingan konseling di sekolah

 

Dalam kelangsungan perkembangan dan pertumbuhan anak didik, berbagai pelayanan di selenggarakan. Masing-masing pelayanan itu memiliki peran yang sangat berguna dan bermanfaat untuk memperlancar dan memberikan beak positive dalam proses perkembangan anak didik, khususnya dalam bidang tertentu yang menjadi fokus pelayanan yang dimaksud. Sebagai contoh peran guru dalam pelayanan pendidikan adalah mengajar, mendidik dan membimbing para siswa untuk memperoleh ilmu yang bermanfat dan dapat menggapai cita-cita yang di inginkan.

Seperti halnya pada pelayanan bimbingan konseling, konselor dalam hal ini guru BK berperen dalam upaya pemberian bantuan terhadap siswa agar bisa berkembang secara mandiri dan dapat menyelesaikan permasalahanya yang sedang dihadapi. Dengan adanya pelayanan bimbingan konseling, siswa dapat memperoleh keuntungan. Kegunaan, manfaat , keuntungan, atau jasa yang diperoleh dari adanya suatu pelayanan merupakan hasil dari terlaksananya fungsi pelayanan tersebut. Dengan demikian peran bimbingan konseling dapat diketahuai dengan melihat fungsi –fungsi pelayanan bimbingan konseling seperti yang ada di bawah ini:

  1. Fungsi pemahaman
  2. Fungsi pencegahan
  3. fungsi pengentasan
  4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan.

Peran bimbingan konseling di sekolah dianggap sebagai polisi sekolah. Bimbingan konseling yang sebenarnya paling memiliki peran dalam pemeliharaan pribadi siswa, ditempatkan dalam konteks tindakan-tindakan yang menyangkut disipliner siswa. Memanggil, memarahi, menghukum adalah proses yang dianggap menjadi lebel bimbingan konseling di banyak sekolah. Dengan kata lain bimbingan konseling di posisikan sebagai musuh bagi siswa yang bermasalah.

Namun ketika merujik pada fungsi- fungsi yang ada dalam layanan bimbingan knseling, bhwasanya bimbingan konseling memiliki peran sebagai berikut:

Bimbingan koseling berperan dalam mendampingi siswa dalam bebrapa hal, yaitu:

  1. dalam perkembangan beljar di sekolah
  2. mengenal didri sendiri dan mengerti kemungkinan-kemungkinan yang terbuka bagi mereka.
  3. menentukan cita-cita dan tujuan dalam hidupnya serta menyusun rencana tujuan –tujuan tersebut.
  4. mengatasi masalah pribadi yang menggangu belajar di sekolah.

 

B. Posisi bimbingan konseling di sekolah

 

Bimbingan konseling diposisikan secara tegas untuk mewujudkan prinsip keseimbangan. Lembaga ini menjadi tempat yang aman bagi setiap siswa untuk datang membuka diri tanpa rasa khawatir akan privacynya. Lembaga ini menjadi tempat setiap persoalan diadukan, setiap problem di bantu untuk di uraikan, bahkan orang tua siswa pun dapat mengambil manfaatnnya dari pelayanan bimbingan konseling.

 

C. Peran kepala sekolah, guru, walikelas dalam peningkatan peranan bimbingan konseling.

 

Keberhasilan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah, tidak lepas dari pelayanan berbagai pihak di sekolah. Selain guru BK sebagai pelaksana layanan bimbingan konseling, penyelenggaraan bimbingan konselinhg juga perlu melibatkan kepala sekolah, guru mata pelajaran, walikelas.

  1. Kepala sekolah

Kepala sekolah selaku penanggung jawab seluruh penyelenggaraan pendidukan sekolah memegang peranan strategis dalam mengembangkan peran bimbingan konseling di sekolah. Tugas autu peran kepala sekolah dalam hal ini :

  • Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan yang berlangsung di sekolah sehingga pelayanan pengajaran, latihan, bimbingan konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis.
  • Menyediakan prasarana, tenaga dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya Lmelakukan pengawasan dan pembinaan terahdap perencanaan dan pelaksanaan program penilaian dan tindak lanjut pelayanan bimbingan konseling.
  • Mempertanggung jawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan konseling di sekolah.
  • Memfasilitasi guru BK untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya melalui berbagai kegiatan pengembangan profesi.
  • Menyediakan fasilitas, kesemptan, dan dukungan dalam kepengawasan yang dilakukan oleh pengawas sekolah di bidang bimbingan konseling.
  1. Peran guru mata pelajaran

Di sekolah tugas dan tanggung jawab guru yang utama adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa. Walaupun demikian, bukan berarti dia sama sekali lepas denagn kegiatan pelayanan bimbingan konseling di sekolah. Peran dan kontribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan bimbingan konseling. Sehingga peran guru mapel di sini, meliputi:

  • Membantu memasarkan pelayanan bimbingan konseling kepada siswa
  • Membantu guru BK mengidentifikasikan siswa-siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan konseling.
  • Mengalih tangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan konseling kepada guru BK.
  • Menerima siswa alih tangan yang memerlukan pelayanan pengajaran atau latihan khusus
  • Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru dengan murid, murid dengan murid yang menunjang pelaksanaan pelayanan bimbingan konseling.
  • Memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa yang memerlukan layanan untuk mengikuti layanan atau kegiatan yang di maksud.
  • Berpartisipasikhusus dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa seperti konferensi kasus.
  • Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
  1. Peran wali kelas

Sebagai pengelola kelas tertentu, dalam pelayanan bimbingan konnseling, wali kelas berperan:

  • Membantu guru BK melaksanakan tugas-tugasnya khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
  • Membantu guru mapel melaksanakan peranya dalam pelaksanaan bimbingan konseling khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
  • Membantu untuk memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa di kelasnya untuk mengikuti layanan bimbingan konseling.
  • Berpartisipasi aktiv dalam kegiatan khusus bimbingan koonseling.
  • Mengalih tangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan konseling pada guru BK.